3 Okt 2017

[NOVEL] DILAN: DIA ADALAH DILANKU TAHUN 1991

"Senakal-nakalnya anak geng motor, Lia, mereka shalat pada waktu ujian praktek agama." --Dilan
"DILAN BAGIAN KEDUA: DIA ADALAH DILANKU TAHUN 1991"
(Dilan #2)
Penulis: Pidi Baiq
Ilustrasi isi dan sampul: Pidi Baiq
Penyunting: Andika dan Moemoe
Penerbit: Pastel Books
Cetakan pertama: Juli 2015
Tebal: 345 hlm
Rating : ★ ★ ✩ ✩ ✩


Gambar terkaitMilea, kamu bodah.

Jika di buku pertama, Anda dibuat jatuh cinta, maka kali ini, Anda dibuat patah hati! 

Setelah menutup halaman terakhir Dilan bagian kedua, jadi teringat pepatah: "Manusia bisa berencana, tapi Tuhan yang menentukan". Milea dan Dilan saling mencintai, namun takdir berkata lain.

Milea begitu patah hati, teramat perih. Pergulatan emosinya begitu dahsyat. Kamu melakukannya demi kebaikan Dilan, tapi kamu lupa, Lia, laki-laki tak suka dikekang. Kamu memang dunianya, tapi mereka kehidupannya. Mana mungkin Dilan harus memilih?

Buku kedua ini tak se-'nikmat' buku pertama. Aku kehilangan Dilan. Milea lebih banyak membahas tokoh-tokoh lain. Sehingga makin kebelakang, Dilan semakin hilang, tapi tidak terlupakan. 

Ada sesuatu yang rasanya tidak cocok dengan setting waktunya. Entah memang kehidupan di era 90an seperti itu atau justru Ayah Pidi Baiq terbawa suasana kehidupan saat ini. Yang aku maksud gaya pacaran. Memangnya kala itu berpacaran bisa sebebas itu? Naik motor sambil berpelukan, bertamu hingga larut malam, hingga pemikiran orangtua sebebas 'Bunda'. Karena aku baru belajar berjalan dikala setting waktu yang Ayah Pidi gunakan, maka muncullah pertanyaan ini. #berasatua 
"Tujuan pacaran adalah untuk putus. Bisa karena menikah, bisa karena berpisah." --Pidi Baiq
Kembali ke cerita. Untuk antiklimaksnya lagi-lagi kurang dahsyat. Ketika hubungan mereka terpaksa diakhiri, mengapa mereka sepertinya tak ada usaha untuk memperbaiki jika mereka masih saling cinta. Jadi kesannya, putus ya udah...

Andai Milea dan Ansar tidak... Andai Akew tidak... Andai Milea tidak... Mungkin mereka masih bersama. Tapi pada kenyataannya, kisah mereka ditakdirkan hanya menjadi kenangan.
"Jika aku berkata aku mencintainya, maka itu adalah sebuah pernyataan yang sudah cukup lengkap." --Milea
Ah, sudahlah. Memang sejak kalimat pertama dari buku Dilan 1990, kita juga tahu bahwa Milea pada akhirnya tak bersama Dilan. Biarkan kisah manis mereka menjadi pembelajaran bagi kita. 

0 komentar:

Posting Komentar