3 Okt 2017

[NOVEL] DILAN: DIA ADALAH DILANKU TAHUN 1990

"Milea, kamu cantik, tapi aku belum mencintaimu. Enggak tahu kalau sore. Tunggu aja." --Dilan
"DILAN: DIA ADALAH DILANKU TAHUN 1990"
(Dilan #1)
Penulis: Pidi Baiq
Ilustrasi isi dan sampul: Pidi Baiq
penyunting: Moemoe dan Huda Wahid
Penerbit: Pastel Books
Cetakan pertama: April 2014
Tebal: 333 hlm
Rating: ★ ★ ★ ✩ ✩


Dilan, aku rindu.

Buku ini bikin baper, sungguh. Membuatku bernostalgia dengan masa-masa SMA. Masa dimana belum ada internet dan handphone. Masa indahnya berkirim surat. Masa bahagianya saling menelpon dengan telpon umum/rumah.

Dilan sungguh berbeda. Mana ada laki-laki mendekati perempuan dengan ramalan, memberi kado ulang tahun berupa buku TTS yang sudah diisi. Ah, Dilan. Kamu nyata gak sih?

Buku ini menceritakan kisah Dilan dan Milea dari sudut pandang Milea. Bagaimana Dilan memperlakukan Milea, membuat Milea bahagia, membuat Milea tertawa, dan tentu saja membuat Milea teramat cinta.

Ayah Pidi Baiq cukup tepat menggunakan sudut pandang Milea, kalau saja menggunakan sudut pandang Dilan justru akan terkesan pamer dan sombong--bagaimana dengan mudahnya Dilan membuat Milea jatuh cinta.
"Milea, jangan pernah bilang ke aku ada yang menyakitimu, nanti, besoknya, orang itu akan hilang." --Dilan
Gaya bahasa yang ringan, dengan pendekatan dialog, justru membuat buku ini begitu mudah dinikmati, begitu mudah mengena di hati. 
"Jangan rindu. Berat. Kau gak akan kuat. Biar aku saja." --Dilan
Buku ini mengajarkan aku bahwa membuat sebuah cerita tak perlu terlalu mempermasalahkan setting lokasi. Sekolah, warung Bi Eem, rumah Dilan, rumah Milea, dan bahkan jalan-jalan di Bandung tidak dijabarkan dengan detail. Namun kejadian-kejadian di lokasi tersebut dapat tersampaikan dengan baik.
"Cinta sejati adalah kenyamanan, kepercayaan, dan dukungan. Kalau kamu tidak setuju, aku tidak peduli." --Milea
Namun dari sudut cerita, buku ini kurang greget, kurang ada konfliknya. Dilan terlalu mudah mendapatkan Milea. Walaupun ada pesaing, tentu saja. Tapi tak ada konflik yang serius. Kisahnya terlalu ringan. 
"Cinta itu indah. Jika bagimu tidak, mungkin kamu salah milih pasangan." --Pidi Baiq
Secara keseluruhan, aku suka buku ini. Sangat cocok untuk bacaan ringan disela-sela kesibukan. 

0 komentar:

Posting Komentar