12 Apr 2018

[NOVEL] SUDUT MATI

 
"Biasanya orang-orang yang sudah mencapai tempat ini disibukan dengan mengejar status dan kenyamanan hidup, tapi Ibuku hanya berpesan untuk menengok ke bawah,. Maksudnya, menengok tempat asalku. Terkadang tempat terbaik untuk melihat memang ketika kita ada di tempat jauh dan tinggi." -Titan


"SUDUT MATI"
Penulis: Tsugaeda
Penyunting: Pratiwi Utami, Ika Yuliana Kurniasih
Perancang sampul: Bara Umar Birru
Cetakan pertama: September 2015
ISBN: 978-602-291-037-4
Tebal: 344 hlm
 Ratting: ★ ★ ★ ✩



Kisah ini bercerita tentang keluarga Sigit Prayogo dan istrinya, Prameswari, beserta keempat anak mereka: Titok, Teno, Titan, dan Tiara. Hingga sebuah tragedi mengenaskan mencerai beraikan keluarga Prayogo: meninggalnya Prameswari, dengan tersangka utama Teno, lalu diikuti dengan kepergian Titan ke Amerika. 
"Maafkan aku, Ibu! Tapi, Ayah harus dihabisi." -Teno
Cerita diawali dengan kepulangan Titan Prayogo ke Indonesia setelah mengasingkan diri selama delapan tahun, tepat ketika Sigit Prayogo mencalonkan diri sebagai kandidat kepala negara untuk periode berikutnya. Nama Ayahnya memang sedang dielu-elukan, tetapi tidak dengan Prayogo Grup. Bisnis yang dibangun Ayahnya dari nol itu sedang mengalami krisis yang cukup parah. Sedangkan Titok sebagai pewaris utama tidak becus bekerja, ia hanya tahu bagaimana cara bersenang-senang. Dan tugas Titan-lah untuk merapikan semuanya.

Di sisi lain, pesaing utama mereka, Ares Inco, berencana menghancurkan keluarga Prayogo. Tiara yang menikah dengan Kevin, putra tunggal Nando, sang pentolan Aris Inco, terus mendapat ancaman. Titan sadar, untuk penyelamatkan perusahaan sekaligus keluarganya, ia harus bertindak cepat. Walaupun pada akhirnya nyawa jadi taruhannya.

Sudut Mati adalah karya Tsugaeda pertama yang aku baca. Dan ini novel thriller lokal terbaik menurutku.

Aku mendapatkan novel ini dari memenangkan "Pesta Fantasi 2015" yang diadakan Bentang Pustaka. Karena aku pecinta genre fantasi, walaupun tidak menolak bacaan dari genre lain, novel ini sempat tertimbun dan terlupakan. Ketika gilirannya datang untuk dibuka segel dan dicium aroma kertasnya, aku sungguh menyesal. Novel ini kereeen!!

Sejak awal, aku tidak berekpetasi besar pada buku ini. Karena nama penulis maupun genre thriller korporasi memang bukan makananku. Ide ceritanya sangat menarik, tentang kejahatan kerah putih yang penuh instrik bahkan berdarah-darah. Kejahatan yang terselubung dengan rapi dan bersih, menyeret oknum-oknum yang bukan lagi kelas teri. Aku suka bagaimana penulis mengolah tema yang tak biasa menjadi enak dinikmati bahkan oleh bukan pecinta genre ini. Seakan kita diajak menjalani kehidupan yang para tokoh jalani. Mungkin karena bab-bab yang walaupun maju mundur namun dituturkan secara cepat dan singkat-singkat. Membuat pembaca tidak merasakan kebosanan.
 Kesamaan pendapat bukan berarti kesamaan posisi.
Karakter tokoh-tokohnya begitu kuat terbangun, baik dari sisi positif maupun negatif. Konflik yang dihadapi tokoh utama, Titan Prayogo, tidak hanya berasal dari sisi luar tapi juga dari dalam, dari para anggota keluarga Prayogo sendiri. Di samping tokoh utama, tokoh Teno yang menurutku paling menarik. Sosok yang digambarkan begitu cerdas, namun anti sosial. Sejak awal kemunculannya, ia digambarkan begitu membenci Ayahnya, namun hingga akhir kisah pun tidak terungkap penyebab kebencian itu. Oh, satu lagi: Si Dokter. Sejak awal karakter ini dimunculkan melalui tokoh Kevin, sudah membuat penasaran. Pembaca dibuat menebak-nebak siapakah sesungguhkan Si Dokter ini. Hingga terungkap pun masih membuatku tak percaya. Sosok yang digambarkan begitu kuat dan menakutkan, ternyata memiliki sisi lemah yang tak terduga.

Aku harus menciptakan sudut mati ini. Biarlah meledak sekali, lalu selesai.

0 komentar:

Posting Komentar